Thursday, March 7, 2013

Upacara Melasti

Pelaksaan Upacara Melasti dilakukan tiga hari (tilem kesanga) sebelum Hari Raya Nyepi, Upacara Melasti bisa juga sebut upacara Melis atau Mekilis, dimana pada hari ini umat Hindu melakukan persembahyangan di tepi pantai dengan tujuan untuk mensucikan diri dari segala perbuatan buruk di masa lalu dan membuangnya kelaut,ini dilaksanakan sebelum merayakan Tapa Brata penyepian.

Dalam lontar Sundarigama berbunyi seperti ini:"....manusa kabeh angaturaken prakerti ring prawatek dewata.". Sementara Melasti dalam ajaran Hindu Bali berbunyi nganyudang malaning gumi ngamet Tirta Amerta atau menghanyutkan kekotoran alam menggunakan air kehidupan. Laut sebagai simbol sumberTirtha Amertha (Dewa Ruci, Pemuteran Mandaragiri). Umat Hindu di Bali melaksanakan upacara Melasti sebagai rangkaian pelaksanaan perayaan Hari Raya Nyepi.

Ilustrasi Saat Melasti di Pantai


Selain melakukan sembahyang, Melasti juga adalah hari pembersihan dan penyucian aneka benda sakral milik Pura (pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya) benda benda tersebut di usung dan diarak mengelilingi desa, ini bertujuan menyucikan desa, selanjutnya menuju samudra, laut, danau, sungai atau mata air lainnya yang dianggap suci.

Upacara dilaksanakan dengan melakukan sembahyangan bersama menghadap laut, seluruh peserta upacara mengenakan baju putih. Setelah upacara Melasti usai dilakukan, seluruh benda dan perlengkapan tersebut diusung ke Balai Agung Pura desa. Sebelum Ngrupuk dilakukan nyejer dan selamatan. Umat Hindu di Bali berharap mendapat kesucian diri lahir batin serta mendapatkan berkah dari Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.

Untuk menyambut Hari Raya Nyepi, pelaksaan upacara Melasti ini di bagi berdasarkan wilayah, di Ibukota provinsi dilakukan Upacara Tawur. Di tingkat kabupaten dilakukan upacara Panca Kelud. Di tingkat kecamatan dilakukan upacara Panca Sanak. Di tingkat desa dilakukan upacara Panca Sata. Dan di tingkat banjar dilakukan upacara Ekasata. Sedangkan di masing-masing rumah tangga, upacara dilakukan di natar merajan (sanggah).


Makna dari upacara Melasti adalah suatu proses pembersihan diri manusia, alam dan benda benda yang di anggap sakral untuk dapat suci kembali dengan melakukan sembahyang dan permohon kepada Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa), lewat perantara air kehidupan (laut, danau, sungai ), dengan jalan dihayutkan agar segala kotoran tersebut hilang dan suci kembali. Upacara ini juga bertujuan memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar Umat Hindu diberi kekuatan dalam melaksanakan rangkaian Hari Raya Nyepi.

Pelaksanaan Ritual dan seluruh perlengkapan (pralingga atau pratima Ida Bhatara benda benda yang suci dan dianggap Sakral)harus sudah kembaliberada di bale agung selambat lambatnya menjelang sore.

 Pelaksaaan upacara Melasti dilengkapi dengan berbagai sesajen sebagai simbolis Trimurti, 3 dewa dalam Agama Hindu, yaitu Vishnu, Shiva, dan Brahma. serta Jumpana singgasana Dewa Brahma.

Dalam Lontar Sunarigama dan Sang Hyang Aji Swamandala ada empat hal yang dipesankan dalam upacara Melasti:
1. Mengingatkan agar terus meningkatkan baktinya kepada Tuhan (ngiring parwatek dewata).
2. Peningkatan bakti itu untuk membangun kepedulian agar dengan aktif melakukan pengentasan penderitaan hidup bersama dalam masyarakat (anganyutaken laraning jagat).
3. Membangun sikap hidup yang peduli dengan penderitaan hidup bersama itu harus melakukan upaya untuk menguatkan diri dengan membersihkan kekotoran rohani diri sendiri (anganyut aken papa klesa).
4. Bersama-sama menjaga kelestarian alam ini (anganyut aken letuhan bhuwana).

Pelaksanaan Upacara:
 1. Upacara Melasti dimulai iring-iringan umat membawa sarana-sarana upacara serta jempana dan barong yang akan diarak menuju tempat sumber air (danau, sungai atau pantai yang letaknya tidak jauh dari Pura di desa terdekat) dengan diiringi tabuh beleganjur.
 2. Setelah tiba di tepi sumber air, upacara Melaspas dilanjutkan dengan proses pengambilan air suci gunak membersihkan sarana-sarana upacara termasuk jempana dan barong. Dalam pelaksanaan upacara ini dilakukan sembahyangan bersama. Setelah sembahyangan bersama seluruh sarana-sarana upacara serta barong dibawa kembali ke pura.
 3. Upacara Melaspas kemudian dilanjutkan dengan upacara Tawur Agung yang dilaksanakan di pelataran parkir Pura. Dalam upacara Tawur Agung ini dihaturkan persembahan berupa caru yang ditujukan kepada para bhuta. Setelah penghaturan caru dilanjutkan dengan pengerupukan dengan membunyikan kentongan dan membakar obor. Obor dan suara dari kentongan tersebut dibawa berkeliling di areal Pura. Sesampainya kembali di pelataran parkir semua sarana upacara tersebut dibakar menjadi satu.
 4. Upacara pengerupukan dan Tawur Agung ditutup dengan pelaksanaan kirtan Tri Murti di tempat pembakaran sarana upacara. Setelah kirtan, umat berisitirahat sambil menunggu pesiapan persembahyangan tilem. Persembahyangan tilem berjalan dengan khidmat dan lancar hingga usai.

 Pelaksanaan Upacara Melasti ini menjadi salah satu daya tarik wisata yang saat menarik untuk disaksikan, bagi anda yang ini melihat keunikannya upacara Melasti.

Dapus:
http://wisatadewata.com/article/adat-kebudayaan/upacara-melasti.

Saturday, March 2, 2013

Hari Raya Nyepi dan Pelaksanaan


Pendahuluan.
Pengertian 
Hari raya Nyepi adalah perayaan hari tahun baru saka yang jatuh pada penanggal apisan sasih Kedasa (eka sukla paksa Waisak) sehari setelah tilem Kesanga (panca dasi Krsna Paksa Caitra).
Hakekat.
Penyucian bhuwana agung dan bhuwana alit (makro dan mikrokosmos) untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir batin (jagadhita dan moksa), terbinanya kehidupan yang berlandaskan satyam (kebenaran), siwam (kesucian), dan sundaram (keharmonisan/ keindahan).



Latar belakang sejarah.
Penobatan Raja Kaniskha I.
Tahun baru çaka mulai diresmikan pada penobatan raja Kaniskha dan dinasti Kushana pada tahun 78 Masehi.
Tahun çaka di Indonesia.
Pada zaman dahulu, berdasarkan berbagai daftar prasasti hanya dikenal tahun çaka saja. Menurut Negarakertagama, pada zaman Majapahit pergantian tahun çaka (bulan Caitra ke Waisaka) dirayakan secara besar-besaran.

Rangkaian hari raya Nyepi.
1. Melasti.
Melasti disebut juga melis atau mekiyis bertujuan untuk melebur segala macam kekotoran pikiran, perkataan dan perbuatan, serta memperoleh air suci (angemet tirta amerta) untuk kehidupan yang pelaksanaannya dapat dilakukan di laut, danau, dan pada sumber/ mata air yang disucikan. Bagi pura yang memiliki pratima atau pralingga seyogyanya mengusungnya ke tempat patirtan tersebut di atas. Pelaksanaan secara ini dapat dilakukan beberapa hari sebelum tawur.
Melasti = melelasti = nganyudang malaning gumi ngamet Tirta Amerta. Menghanyutkan kekotoran alam menggunakan air kehidupan. Segara (laut) dianggap sebagai sumber Tirtha Amertha (Dewa Ruci, Pemuteran Mandaragiri).
Selambat- lambatnya pada tilem sore, pelelastian harus sudah selesai secara keseluruhan, dan pratima yang disucikan sudah harus berada di bale agung.
2. Tawur.
Upacara tawur bertujuan untuk menyucikan dan mengembalikan keseimbangan bhuwana agung dan bhuwana alit baik sekala maupun niskala. Upacara ini dilakukan pada sandikala (pagi, tengah hari, sore). Tilem Caitra, sehari sebelum hari raya Nyepi.
Tawur adalah : Penyucian/ pemarisudha bhuta kala yang dalam pemujaan dimurtikan, setelah diberi tawur menjadi somiya.
Ngerupuk adalah lanjutan daripada pelaksanaan tawur yang dilaksanakan di tiap- tiap pekarangan rumah.
Pelaksanaan Tawur:
Kontroversi:
Menurut Sundarigama tawur, diadakan pada perwanining tilem kesanga.
Menurut Swamandala, tawur diadakan pada tilem kesanga, tidak membenarkan berlakunya pada perwaninya. Selanjutnya Swamandala tidak membenarkan dilaksanakannya tawur pada waktu cetramasa, apabila kebetulan jatuh sesudah wuku Dungulan, sebelum Budha Keliwon Pahang, oleh karena itu tawur tersebut dilakukan pada Tilem Kedasa.
Kemudian Widhi Sastra dalam lontar Dewa Tattwa Niti Bhatara Putrajaya, memperkuat Swamandala. Rupanya sesudah Budha Keliwon Dungulan sampai dengan Budha Keliwon Pahang adalah somiyanya Bhatari Durgha, sebab itu tidak baik melaksanakan tawur, karena tawur adalah untuk Durgha Murti.
Catatan :
Ketentuan upakara atau sesajen melasti dan tawur di atas melengkapi ketetapan- ketetapan pelaksanaan Nyepi terdahulu, yang disesuaikan dengan desa, kala, patra, (daerah/ tempat, waktu, dan keadaan).
3. Hari raya Nyepi.
Sesuai dengan hakekat hari raya Nyepi maka umat Hindu wajib melaksanakan catur brata nyepi.
4. Ngembak Geni.
Hari Ngembak Geni jatuh sehari setelah Hari Raya Nyepi sebagai hari berakhirnya brata Nyepi.
Hari ini dapat dipergunakan melaksanakan dharma santi baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.

Brata hari raya Nyepi.
Sesuai dengan hakekat hari raya Nyepi tersebut di atas, maka umat Hindu wajib melakukan tapa, yoga, dan semadi. Brata tersebut didukung dengan catur brata Nyepi, sebagai berikut :
1. Amati Geni, tidak menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu.
Amati karya, yaitu tidak melakukan kegiatan kerja jasmani melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani.
2. Amati lelungaan, yaitu tidak bepergian melainkan melakukan mawas diri.
3. Amati lelanguan, yaitu tidak mengobarkan kesenangan melainkan melakukan pemusatan pikiran terhadap Ida Sanghyang Widhi.
4. Brata ini mulai dilakukan pada saat matahari "Prabrata" fajar menyingsing sampai fajar menyingsing kembali keesokan harinya (24 jam).

Dharma Santi.
1. Lingkungan keluarga.
Dharma Santi dapat dilakukan berupa kunjung mengunjungi dalam keluarga dalam usaha menyampaikan ucapan selamat tahun baru dan terbinanya kerukunan dan perdamaian. Pelaksanaan dharma santi ini dapat dilaksanakan pada hari Ngembak Geni dan beberapa hari sesudah itu.
2. Masyarakat.
Dharma santi dengan lingkungan masyarakat hendaknya dilakukan dengan: Dharma wacana, dharma gita (lagu- lagu keagamaan/ kidung, kekawin, pembacaan sloka, dharma tula (diskusi) persembahyangan, pentas seni yang bernafaskan keagamaan, serta memberikan "punia" kepada yang patut menerimanya,



Dapus:
http://www.babadbali.com/canangsari/hkt-hari-nyepi-pelaks.htm
http://www.babadbali.com/canangsari/melelasti.htm
http://www.babadbali.com/canangsari/tawur.htm